Sepatu Messi laku Rp 45 juta
Kemampuan Lionel Messi mengecoh lawan tak perlu diragukan lagi. Bahkan banyak yang menganggap pemain Barcelona ini jelmaan dari legendaris Argentina, Diego Armando Maradona. Selain pernah mencetak gol ‘Tangan Tuhan’, Messi juga meniru aksi solo run Maradona dengan melewati lima pemain dan mengecoh kiper untuk menjebol gawang lawan. Nah, sepatu yang dipakai Messi saat menjebol gawang Getafe itu laku dijual senilai empat ribu Euro atau setara dengan Rp 45 juta rupiah dalam sebuah acara amal di Beijing. Tentu, sang pembeli tidak berniat memakai sepatu tersebut untuk bermain sepakbola. Dia hanya takjub dengan kemampuan Messi mengocek si kulit bundar.
Wenger pelatih paling hemat
Beberapa tahun terakhir, uang yang berputar di Liga Premier menakjubkan. Klub-klub elit seperti Liverpool, Arsenal, Chelsea dan Manchester United berlomba membeli pemain baru dengan harga selangit. Apalagi, setelah Chelsea diambil alih oleh pengusaha minyak asal Rusia Roman Abramovich. Dalam empat musim, pelatih Chelsea Jose Mourinho sudah mengeluarkan uang 169 juta poundsteerling atau sekitar Rp 1,9 trilyun. Kendati dua musim terakhir Jose sudah mengerem pengeluaran, tapi dia tetap menempati peringkat sebagai pelatih paling boros dalam membelanjakan uang.
Sebaliknya, pelatih Arsenal Arsene Wenger menjadi pelatih paling hemat dalam belanja pemain. Dia selalu menjual bintangnya dengan harga tinggi, lalu membeli pemain muda berbakat dengan harga miring. Menurut ketua peneliti David Kuo, Wenger pelatih menakjubkan. Tiap musim transfer Wenger membukukan keuntungan, tetapi dia juga mampu menyumbangkan gelar bagi The Gunners.
Kartu kuning bagi Spiderman
Banyak pemain memakai topeng khusus untuk melakukan selebrasi setelah mencetak gol. Namun, lain halnya di Bolivia. Jangan sekali-kali memakai topeng untuk mengungkapkan kegembiraan setelah menjebol gawang lawan. Pablo Salinas, pemain The Strongest, harus meninggalkan lapangan gara-gara memakai topeng Spiderman setelah mencetak gol keduanya ke gawang Bolivar.
Memang, Salinas tak langsung mendapat kartu merah. Dia hanya menerima kartu kuning. Tapi, itu kartu kuning keduanya sehingga dia harus meninggalkan lapangan. Padahal, memakai topeng tak melanggar aturan. Atau jangan-jangan wasitnya memang fans berat Green Goblin, musuh bebuyutan Spiderman.
Minta gaji dapat bogem
Nasib pemain sepakbola di Rumania tak ada bedanya dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Gampang teraniaya. Simak nasib Mihai Lungan, pemain klub Juli Petrosani (Divisi Dua Rumania). Setelah beberapa bulan tak terima gaji, Mihai melalui televisi lokal meminta pada agennya untuk menghentikan kontrak dirinya di klub tersebut. Pemilik klub Alin Simota bukannya memenuhi permintaan Mihai itu. Malah Mihai menerima ancaman dari orang tak dikenal. Puncaknya, setelah berlatih Mihai mendapat bogem mentah dari bodyguard Simota. Pelatih Juli, Ioan Sdrobis, mengaku melihat bercak darah di tubuh Mihali setelah sesi latihan. (DH)